Penyakit ginjal kronis (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) kini tidak lagi hanya menyerang kelompok usia lanjut. Semakin banyak anak muda, bahkan remaja, yang didiagnosis mengalami gangguan fungsi ginjal secara bertahap hingga tahap akhir.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, mengingat ginjal merupakan organ vital yang menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah, serta menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
Jika tidak ditangani, PGK dapat berujung pada gagal ginjal yang memerlukan cuci darah (hemodialisis) seumur hidup atau transplantasi ginjal.
Penyebab Penyakit Ginjal Kronis di Usia Muda
Menurut National Kidney Foundation serta beberapa sumber lainnya, PGK didefinisikan sebagai kerusakan ginjal atau penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) selama lebih dari tiga bulan. Di usia muda, penyebab utamanya bisa dikategorikan menjadi faktor bawaan, gaya hidup, serta penyakit penyerta.
Hipertensi dan Diabetes Tipe 2 yang Muncul Dini
Meningkatnya prevalensi obesitas dan gaya hidup sedentari (minim aktivitas fisik) membuat anak muda lebih rentan terhadap hipertensi dan diabetes tipe 2. Kedua kondisi ini merupakan penyebab utama PGK di seluruh dunia.
Diabetes merusak pembuluh darah kecil di ginjal, sementara hipertensi meningkatkan tekanan dalam sistem penyaringan ginjal yang menyebabkan kerusakan bertahap.
Penggunaan Obat dan Suplemen Berlebihan
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen sering dikonsumsi tanpa resep dokter. Penggunaan jangka panjang dapat merusak jaringan ginjal. Selain itu, suplemen protein atau pembakar lemak yang tidak terstandarisasi juga dapat memberikan beban berat pada ginjal.
Infeksi Saluran Kemih Berulang dan Batu Ginjal
Infeksi yang tidak ditangani secara tuntas dapat naik ke ginjal dan menyebabkan pielonefritis kronis. Sementara batu ginjal yang berulang dapat menyumbat aliran urin dan merusak jaringan ginjal. Kedua kondisi ini umum terjadi pada usia muda, terutama pada perempuan.
Kondisi Bawaan dan Genetik
Penyakit ginjal polikistik, refluks vesikoureteral, atau kelainan struktural pada ginjal dapat ditemukan sejak kecil namun baru terdiagnosis di usia muda. Kondisi ini menyebabkan kerusakan ginjal secara bertahap jika tidak dikelola dengan baik.
Cara Mencegah Penyakit Ginjal Kronis Sejak Dini
Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan hal ini sangat relevan dalam konteks PGK yang belum memiliki terapi kuratif selain transplantasi. Berikut langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan:
Rutin Memeriksa Tekanan Darah dan Gula Darah
Deteksi dini hipertensi dan diabetes sangat krusial. Anak muda dengan riwayat keluarga sebaiknya mulai memeriksa tekanan darah dan kadar gula darah secara berkala sejak usia 20-an.
Hindari Konsumsi Obat Secara Sembarangan
Konsultasikan setiap penggunaan obat, termasuk jamu atau suplemen, dengan tenaga kesehatan. Hindari penggunaan jangka panjang NSAID tanpa pengawasan.
Perbanyak Minum Air Putih dan Kurangi Garam
Air putih membantu fungsi filtrasi ginjal secara alami. Sementara konsumsi garam yang berlebihan berkontribusi pada hipertensi dan pembentukan batu ginjal.
Gaya Hidup Aktif dan Sehat
Olahraga rutin, pola makan seimbang, serta menjaga berat badan ideal sangat membantu menjaga tekanan darah dan kadar gula tetap normal.
Jaga Kebersihan dan Waspadai Infeksi Saluran Kemih
Menghindari menahan buang air kecil dan menjaga kebersihan area genital dapat mencegah infeksi yang bisa merusak ginjal.
Lakukan Pemeriksaan Fungsi Ginjal Secara Berkala
Terutama bagi individu dengan faktor risiko, pemeriksaan kreatinin serum dan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR) bisa mendeteksi penurunan fungsi ginjal sejak dini.
Penyakit ginjal kronis memang berkembang secara perlahan, namun dampaknya sangat besar terhadap kualitas hidup. Di usia muda, kesadaran untuk mengenali risiko dan menerapkan gaya hidup sehat menjadi kunci utama untuk mencegah penyakit ini.
Jangan tunggu sampai gejala muncul --- karena ketika ginjal mulai memberi sinyal, seringkali kerusakannya sudah cukup parah. Mulailah dari langkah kecil hari ini, untuk menjaga kesehatan ginjal Anda hingga tua nanti.
0 comments:
Post a Comment